JARINGAN TUMBUHAN
DISUSUN OLEH :
SAMSUAR (13117009)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
PRODI BIOLOGI
2014
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻠﺭّﺣﻤنﺍﻠﺭّﺣﻴﻡ
ﺍﻠﺣﻤﺩ ﷲ ﺍﻟذىﺍﻤﺭﻨﺎﺑﺎ ﻠﺗﻮﺤﻴد ﻮﺍﻠﻌﺑﺎدﺓ
ﺍﻠﺼّﻼﺓ ﻮ ﻠﺼّﻼﻡﻋﻠﻰ ﺮﺴﻮﻞﺍﷲ ﻮﻋﻠﻰﺍﻠﮫ
ﻮﺼﺤﺒﮫ ﻮﻤﻥ ﻮﻻﻩ ﺍﻤّﺎﺒﻌﺪ
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah Anatomi Tumbuhan ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesempatan membimbing
dan mengarahkan dalam penulisan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua,khususnya kami sendiri, Amin.
Banda Aceh, 05 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1
BAB II. PEMBAHASAN
2
A. Jaringan Muda (Meristem)
2
1.
Promeristem
3
2.
Meristem Primer
3
3. Meristem
sekunder
3
B. Jaringan Dewasa
(Permanen)
4
1.
Jaringan dasar (parenkim)
4
2.
Jaringan Penyokong
7
a.
Kolenkim
7
b.
Sklerenkim
9
3.
Jaringan
Epidermis
10
4.
Jaringan
Pengangkut
14
a.
Xilem
14
b.
Floem
14
5. Kambium
17
BAB III PENUTUP
19
A.
Kesimpulan
19
B.
Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan
sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan disebut
jaringan. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh
tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat
membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena
biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan
yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua
jaringan yng terbentuk disebut jaringan primer.
Semua sel yang menyusun tubuh
tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses
pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya, tetapi
strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhi fungsi fisiologis tertentu pada
tumbuhan dewasa.
Modifikasi untuk memiliki fungsi
yang khusus tersebut dinamakan diferensiasi, dan merupakan tahap pematangan
sel.
B . Rumusan Masalah
1. Terdiri atas apa saja jaringan
tumbuhan?
2. Seperti apa struktur dan fungsi
jaringan tersebut?
C . Tujuan
1. Untuk mempelajari jaringan tumbuhan
pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan
2. Untuk mengetahui bentuk, asal,
fungsi, dan struktur tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan
sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama.
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas jaringan muda (meristem) dan jaringan
dewasa (permanen).
A.
Jaringan
Muda (Meristem)
Jaringam meristem adalah jaringan muda
yang terdiri dari sekelompok sel-sel tumbuhan yang aktif membelah.
Ciri-ciri sel yang menyusun jaringan meristem adalah ukuran selnya kecil, sel berdinding
tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar, vakuola berukuran kecil, banyak
mengandung sitoplasma, dan selnya berbentuk kubus.
Sel-sel
meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru, beberapa hasil
pembelahan akan tetap berada dalam jaringan meristem dan disebut sel inisial
atau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang digantikan kedudukannya oleh
sel meristem disebut derivatif atau turunan.
Berdasarkan
letaknya dalam tumbuhan, ada tiga macam meristem, yaitu : meristem apikal,
lateral, dan interkalar.
1. Meristem apikal
adalah
meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal
selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang
akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang
terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar
atau
meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer
dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah
batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem
interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
3. Meristem
lateral atau
meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan
skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan
bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut
juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah
ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang
sejajar dengan akar dan batang.
Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem
dibedakan menjadi :
1. Promeristem. Adalah jaringan meristem yang
telah ada ketika tumbuhan masih berada dalam masa embrional.
2. Meristem
Primer. Meristem
Primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem terdapat
misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Daerah meristematik di
belakang promeristem mempunyai 3 jaringan meristem, yaitu : protoderma,
prokambium, dan meristem dasar.
3. Meristem
Sekunder. Meristem
Sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah
mengalami diferensiasi dan spesialisasi tetapi menjadi embrional sejati.
(
Gambar jaringan meristem )
B.
Jaringan
Dewasa (Permanen)
Jaringan
Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan
dewasa antara lain :
1. Tidak mempunyai aktivitas untuk
memperbanyak diri.
2. Mempunyai ukuran yang relatif besar
dibanding sel-sel meristem.
3. Mempunyai vakuola besar, sehingga
plasma sel sedikit dan merupakan selapuit yang menempel pada dinding sel.
4. Kadang-kadang selnya telah mati.
5. Selnya telah mengalami penebalan
dinding sesuai dengan fungsinya.
6. Di antara sel-selnya, dijumpai
ruang-ruang antar sel.
Jaringan dewasa terdiri dari
:
1. Jaringan Parenkim (Jaringan dasar)
Parenkim
terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi.
Sel-sel
parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya
memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan
akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim
juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim, floem,
dan jari-jari empelur.
Ciri
utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur.
Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel
parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang
besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang
antarsel karena bentuk selnya membulat.
Tipe jaringan parenkim
a.
Berdasarkan
fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan, yaitu:
1. Parenkim Asimilasi. Parenkim
asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari
fotosintesa di daun. Biasanya
terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna
hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
2.
Parenkim
penimbun. Adalah
sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan
di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh,
misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rhizoma),
atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula,
tepung, lemak atau protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam
menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti
protein, amilum, gula tepung, atau lemak.
3.
Parenkim
air adalah sel parenkim yang mampu
menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering
(xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim air
berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit/epifit (sedikit
air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
4.
Parenkim
udara (aerenkim) adalah
jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel
yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit. Parenkim udara
disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya,
terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga
kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Ruang antar selnva besar, sel- sel
penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai
daun tumbuhan enceng gondok.
b.
Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi
menjadi beberapa kelompok yakni :
1.
Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis
yang utama dan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan
epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya, dengan bentuk
bulat memanjang/lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim
palisade ini terdapat sel klorofil/zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat
fotosintetis.
2.
Parenkim
bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel yang
tidak teratur, banyak rongga udara, dan berada di bawah
lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil
dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis.
3.
Parenkim bintang, dinamakan
sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima
menjuntai atau lebih.
4.
Parenkim lipatan yang
terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas.
5.
parenkim
pengangkut, sel- sel
penyusunnya berbentuk memanjang menurut arah pengangkutannya. Umumnya terdapat
pada batang.
Gambar jaringan parenkim
2. Jaringan penyokong
Jaringan
penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.
Kolenkim terdiri atas sel hidup yang
berbentuk agak memanjang dan biasanya berdining tebal. Kolenkim berfungsi
sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan
menerna (herbaceous), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis
sehingga dapat meregang secara irreversible (tidak kambali ke bentuk semula)
dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat,
tetapi lebih mudah rusak dari pada kolenkim muda. Dinding sel terdiri atas
selulosa, sejumlah besar pectin, dan hemiselulosa, tetapi tidak menandung
lignin.
Kolenkim terdapat dalam batang,
daun, bunga, buah, dan akar. Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar
dan apabila tidak terdapat dalam batang dan daun monkotil yang sklerenkimnya
berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis,
tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara
epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim berada tepat di bawah epidermis,
serinkali dinding epidermis juga menebal dengan cara yang sama dengan dinding
sel kolenkim. Pada batang, kolenkim terdapat suatu silinder atau berbentuk pita
memanjang (membujur). Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi
tulang daun dan sepanjang tepi daun.
Kolenkim dewasa adalah suatu
jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih dengan
dinding tebal yang tidak berlignin. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding
dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau
dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin. Pada sebagian tumbuhan dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago
sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim
berubah menjadi sklerenkim.
Tipe-tipe kolenkim :
Menurut
tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1.
Kolenkim
sudut (angular
kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini
terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak
terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Contohnya pada tangkai Rumex,
Fitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum
tuberosum, dan Atropa belladonna.
2.
Kolenkim
lamella (lamellar kolenkim)
Penealan
dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamella
terdapat pada korteks batang Sambucus
nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia.
3. Kolenkim lacuna (Lacunar kolenkim)
Penebalan
dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan
ruang antar sel. Kolenkim lacuna tardapat pada tangkai beberapa species
Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan Asclepias.
b. Jaringan sklerenkim
Jaringan
skelerenkim merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ tumbuhan yang
telah dewasa. Jaringan ini juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih
dalam. Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Dinding sel skelerenkim
sangat tebal, kuat dan mengandung lignin.
Sklerenkim
merupakan jaringan yang sangat bervariasi, namun dapat dikelompokan menjadi dua
bagian besar, yaitu serabut skelerenkim dan sklereid.
1.
Serabut Sklerenkim ( Sel Serat )
Serabut skelrenkim merupakan sel-sel
yang panjang dan sempit yang berujung runcing. Sel-sel ini biasanya berkumpul
menjadi sebuah jalur panjang, sementara ujung-unjungnya yang runcing bertumpang
tindih dan menyatu dengan kuat. Berdasarkan asal mula pembentukannya serabut
sklerenkim berasal dari sel-sel meristem dan lebih sering ditemukan pada daerah
jaringan pembuluh.
Berdasarkan letaknya, serabut
skelrenkim digolongkan menjadi serabut xiler dan serabut extraxiler. Serabut
xiler merupakan serabut sklerenkim yang terdapat pada jaringan xilem dan
merupakan komponen utama penyusun kayu. Serabut ekstraxiler merupakan serabut
sklerenkim yang terletak diluar jaringan serabut xiler.
2.
Sklereid
Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan
yang telah mati, berbentuk bulat, dan berdinding keras yang tahan terhadap
tekanan. Berdasarkan asal mula pembentukannya. Sklereid berkembang dari sel
parenkim. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil
diantara sel-sel lain.
3. Jaringan epidermis
Jaringan
epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan
epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun.
Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan
rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di
dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat
di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak
mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis
berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi
transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature
dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya
terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada
daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal),
dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak
(misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel
yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda
pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Menurut
Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan
sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis
berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma =
kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang
menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum,
fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel
epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan
fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan
mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan
spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen
perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme
patogenik.
Pada
permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk
lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi
dan daun pisang; ada yang berbulu halus
misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi epidermis yang berfungsi untuk
pertukarangas. Jaringan epidermis batang ada yang membentuk
lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut (trikoma)
sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang
menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam
mineral.
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1.
Tersusun
dari sel-sel hidup.
2.
Terdiri
atas satu lapis sel tunggal.
3.
Beragam
bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang
antar sel.
4.
Tidak
memiliki klorofil.
5.
Dinding
sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang
berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
6.
Mengalami
modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut),
spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).
(gambar jaringan epidermis)
4. Jaringan
Pengangkut
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
a.
Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan
jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang
hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai
saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim
sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam
berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil
aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk
dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan
primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas
kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem
primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan
berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara
seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk
pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem).
Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut
primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat
dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di
sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch)
Jaringan Xilem terdapat pada bagian
kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1.
Trakeid dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum bahwa
trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena
tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya
mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid. Keduanya dalam keadaan
dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan
tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada
trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea
ujung-ujungnya penuh lubang-lubang.
Transpor air dan zat hara dalam
trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas
lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah
antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga
merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel
itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa
panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi
mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin,
spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada tumbuhan
yang sama
2.
Serabut Xilem
Serabut
ini strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang
berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana.
Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel
serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di
antara sel-sel sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem
yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri
dari trakeid, serabut itu tidak jelas adanya.
3.
Parenkim Xilem
Seperti halnya parenkim di tempat
lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun
sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang berbentuk
fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu
panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel parenkim ini mengandung
berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai
penimbun cadangan makanan.
(
Gambar struktur jaringan xylem )
b.
Floem
Floem juga merupakan jaringan
kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim,
serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang
bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan
translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam
jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.
Seperti
halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut
floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem
sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.
Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan
Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
1.
Pembuluh
Unsur
penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel
tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau
ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua
adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel
memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan
oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat
khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta
terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu
merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan
dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang
tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan
itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga
lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar)
bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah
bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang
besar terdapat di ujung sel. Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah
selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada
sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat
diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain,
mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami
disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk
benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel
sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh
ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.
2.
Sel Pengiring
Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae
dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel
pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel
intuk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar,
menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding
bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh dengan
plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai
nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan
Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem
Dicotyledoneae.
3.
Parenkim Floem
Selain terdiri dari pembuluh dan
selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa
sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim
ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim
ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.
Seperti
halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk
parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau
jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini
akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
4.
Serabut Floem
Serabut floem terdapat baik pada
floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk dinding sekunder
setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin,
ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai
penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak
berfungsi lagi.
5. Kambium
Kambium merupakan
lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas
pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar Pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.
Berdasarkan
jaringan tetap yang dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium
gabus (felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular cambium).
1.
Kambium
gabus
adalah bagian dari korteks. Aktivitasnya menghasilkan
jaringan gabus (felem, phellem atau cork)
ke arah luar. Jaringan gabus berfungsi untuk mengendalikan masuk dan keluarnya
air, mencegah serangan hama, dan beberapa fungsi mekanik lainnya. Ke arah dalam,
kambium gabus pada beberapa spesies tumbuhan menghasilkan lapisan kulit
bergabus yang disebut feloderm (phelloderm).
2.
Kambium
pembuluh
Kambuim pembuluh atau vaskular
adalah bagian yang biasa disebut orang kambium saja. Kambium biasanya membatasi
bagian pepagan (kulit kayu) dari kolom kayu pada batang pohon. Ke dalam, kambium akan
membentuk pembuluh kayu (xilem) dan ke luar kambium
membentuk pembuluh tapis (floem).
(
gambar kambium )
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
1. Jaringan pada tumbuhan terdiri atas
jaringan meristem dan permanen.
2. Jaringan meristem adalah jaringan
yang sel penyusunnya bersifat embrional ; artinya mampu membelah diri untuk
menambah jumlah sel tubuh. Ciri-ciri sel meristem adalah berdinding tipis,
banyak mengandung protoplasma, inti besar, dan plastida belum matang. Jaringan
Meristem disebut juga jaringan muda.
3. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan,
ada tiga macam meristem, yaitu : meristem apikal, lateral, dan interkalar.
Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi :
promeristem, meristem primer dan meristem sekunder.
4. Jaringan Dewasa adalah jaringan yang
sudah mengalami diferensiasi.
5. Jaringan dewasa terdiri
dari : Jaringan Pelindung (Epidermis), Jaringan Dasar
(Parenkim), Jaringan Penyokong (Penguat), Jaringan Pengangkut (Vaskuler) yaitu
xilem dan floem.
6. Struktur Sekresi eksternal yaitu
rambut kelenjar dan klelnjar, nektaria (kelenjar madu), dan hidatoda. Struktur
sekresi internal yaitu sel sekretori, ruang, dan saluran sekretoris.
B . Saran
Demi hasil yang lebih baik kedepannya, saca
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bertujuan
untuk membangun sehingga makalah yang mendatang mendekati sempurna. Karena saya
menyadari dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh sekali dari
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.Google.com
Sumardi, Issirep dan Pudjoarianto , Agus. 1992. Struktur
dan Perkembangan
Tumbuhan . Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan).
Jakarta: PT Rineka cipta
Golden Nugget Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusGolden 부산광역 출장안마 Nugget Hotel, 군포 출장마사지 Las Vegas. 제주도 출장안마 Hotel Information · Recent Reviews · Recent Updates · More Photos · More Photos 남양주 출장안마 · More 대구광역 출장마사지 Photos · More Videos.